Hajat Bumi Kampung Jagabaya di Bulan Muharram: Tradisi Syukur yang Mengangkat Potensi Budaya dan Pariwisata Desa Jagabaya
Masyarakat Kampung Jagabaya di Desa Jagabaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, menggelar acara tahunan "Hajat Bumi" setiap bulan Muharram. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen serta berkah yang diterima selama satu tahun. Tak hanya sebagai perayaan adat, Hajat Bumi juga mengangkat potensi desa di berbagai sektor seperti budaya, ekonomi, dan pariwisata.
Rangkaian Hajat Bumi dimulai dengan penyembelihan kambing kendit, kambing yang memiliki ciri khas garis putih melingkar di tubuhnya. Kambing ini disembelih sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diterima warga desa. Dagingnya kemudian dimasakan dan dimakan bersama masyarakat, melambangkan kebersamaan dan kesejahteraan bersama.
Setelah penyembelihan, warga berkumpul di Masjid Miftahul Huda untuk melaksanakan Shalat Hajat dan Sujud Syukur. Prosesi ibadah ini merupakan momen penting dalam tradisi Hajat Bumi, di mana warga desa bersama-sama memanjatkan doa, memohon keberkahan serta perlindungan dari Tuhan. Rangkaian acara ini menunjukkan kekuatan spiritual masyarakat Kampung Jagabaya yang masih sangat kental, terutama dalam menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Acara kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke Makom Keramat Jagabaya, tempat petilasan leluhur desa. Ziarah ini diiringi dengan pembacaan doa dan tahlil, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang diyakini telah membuka kampung Jagabaya pertama kali sampai dengan berkembang menjadi Desa saat ini. Selain itu juga para leluhur kampung juga berperan dalam penyebarann agama islam dahulu kala. Makom Keramat ini memiliki nilai spiritual dan sejarah yang mendalam, sekaligus menjadi potensi untuk dikembangkan sebagai wisata ziarah bagi pengunjung dari luar desa.
Setelah ziarah, warga kembali ke Balai Desa Jagabaya untuk mengikuti sesi sedekah yang didalamnya terdapat pembacaan riwayat/sejarah Kampung Jagabaya yang dipimpin oleh para sesepuh desa. Dalam sesi ini, para tetua menceritakan kisah-kisah tentang asal-usul kampung, perjuangan leluhur, serta kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Penuturan sejarah ini tidak hanya menjadi momen refleksi bagi warga, tetapi juga edukasi bagi generasi muda agar memahami dan menghargai nilai-nilai budaya serta identitas desa.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan pentas seni budaya, menampilkan salah satu kesenian tradisional yang sudah turun-temurun, yaitu Seni Tayub. Pertunjukan Tayub ini menjadi salah satu bagian yang paling ditunggu-tunggu oleh warga dan pengunjung. Dalam pentas ini, tiga lagu wajib selalu dibawakan, yaitu Titipati, Golewang, dan Raja Pulang. Pertunjukan Tayub ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media untuk melestarikan kesenian Sunda yang khas. Seni Tayub memiliki unsur gerak yang lembut dan anggun, mencerminkan filosofi kehidupan yang selaras dengan alam dan nilai-nilai kearifan lokal. Pentas ini sekaligus menjadi daya tarik utama dalam rangkaian acara Hajat Bumi, yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata budaya di Desa Jagabaya.
Bapak Nana Juhana, S.Pd, Kepala Desa Jagabaya, mengungkapkan bahwa Hajat Bumi bukan hanya bentuk syukur atas hasil panen, tetapi juga upaya memperkenalkan potensi desa. Tradisi ini menjadi cara masyarakat kampung Jagabaya untuk menjaga warisan leluhur sekaligus memperlihatkan potensi Desa Jagabaya, baik dalam sektor budaya, sejarah, maupun pariwisata. Melalui Hajat Bumi, Kepala Desa berharap Desa Jagabaya semakin dikenal luas. Selain pertunjukan Tayub, kedepannya Pemerintah Desa berharap acara Hajat Bumi juga menghadirkan produk-produk lokal seperti hasil pertanian dan kerajinan tangan. Produk-produk ini, seperti beras organik dan hasil kebun, dipamerkan dan dijual sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi kreatif masyarakat desa. Dengan tanah yang subur, Desa Jagabaya memiliki potensi besar dalam pertanian yang bisa dikembangkan lebih jauh untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
Tradisi Hajat Bumi di Kampung Jagabaya ini tidak hanya menjadi momen penting untuk melestarikan budaya lokal, tetapi juga mengangkat potensi desa di berbagai bidang. Dengan kekayaan budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang masih terjaga, Desa Jagabaya memiliki peluang besar untuk berkembang sebagai desa dengan daya tarik pariwisata yang unik, sekaligus mempertahankan identitas budaya yang diwariskan oleh leluhur.